BY YIYIN N HEART
Mata Yens terbelalak….Antara ketakutan dan kepasrahan berpaut dalam sebuah perang sabil yang tanpa henti…. Apakah ia harus menyerahkan kegadisannya pada Tuan Armada? Kegadisan? Sesuatu yang menjadi sejarah luhur bagi wanita timur, hari ini akan tercabik…. Yens, dengan wajah gelisahnya menatap ke arah luar jendela sana. Pandangannya mencerca ke taman di bawah hotel sana…. Sebentar lagi kamar hotel berbintang lima ini akan menjadi saksi atas penyerahan dirinya terhadap kepurukan nasib yang menyiksanya selama ini…..
“Yens, untuk apa kau masih berpikir dua atau tujuh kali? Kegadisan itu bukan sesuatu yang penting untuk saat ini…. Tapi uang lima puluh juta yang akan kau terima, itulah yang terpenting……,” ungkap Riane beberapa saat sebelum Yens memutuskan untuk mendatangi hotel berbintang ini.
“Tapi aku takut, Rin!”
“Takut? Ibu kamu sudah di ambang kematian di rumah sakit sana…. Kau masih mempertimbangkan rasa takut? Itu hanya satu-satu jalan keluar untuk mendapatkan uang lima puluh juta rupiah malam ini juga, Yens….,” desis Riane mengingatkan.
“Tapi bagaimana kalau Giyand tahu, bahwa aku sudah tak gadis lagi?” Yens tampak wajahnya tak dapat menyembunyikan rasa gelisahnya.
“Giyand tidak bisa menyelesaikan masalah kamu. Bahkan semua sanak family dari seluruh keluargamu pun tak seorang pun peduli dengan ibumu….. Lantas apa perlu kau mempertimbangkan mereka dalam mengambil keputusanmu kali ini?”
“Rin, tetap saja aku takut. Perasaanku tak karuan….,”
“Terserah kamu…. Kau berhak memutuskan. Menemui tuan Armada di Hotel Grand Park, atau kau menyerah pada nasib terhadap semua yang menimpa ibumu….,”
Yens terdiam. Tiba-tiba handphonenya berdering…..,”Hallo!” jawab Yens seraya mengangkat telephonenya.
“Nona Yens, Saya dokter Krist…. Ibu anda dalam keadaan gawat, anda harus segera memutuskan untuk operasi sekarang juga,”
“Dokter, cepat lakukan saja operasi itu…. Saya akan segera datang untuk membayar semua uang jaminannya sekarang juga,” jawab Yens gugup.
“Bagaimana?” Riane tampak menatap Yens yang baru saja menutup handphonenya.
“Aku minta tolong kau temui dokter Krist yang akan menangani operasi ibuku sekarang juga. Kemudian, tolong bayarkan dulu uang jaminannya Rp 10 juta. Sekarang juga aku akan ke hotel Grand Park untuk menemui Tuan Armada,” jawab Yens dengan pasti.
“Okey! Aku akan mengurusi ibumu. Ingat, jangan sekali-kali kamu menghindari dan mengecewakan Tuan Armada. Kemudian Riane menuju mobilnya. Dalam beberapa menit, Riane sudah berlalu dengan mobilnya menuju ke rumah sakit Harapan Hati, tempat dimana ibu Yens dioperasi.
Ning-nong……”Rumboy….,” tiba-tiba sebuah suara dari pintu kamar hotel mengejutkan lamunan Yens. Yens segera mendekati daun pintu. Klakkk pintu dibuka…..
“Selamat sore, Nona…. Ini ada hidangan istimewa yang khusus dipesan Tuan Armada untuk Anda!” rumboy itu membawa sebuah nampan berisi hidangan seafood dari Restaurant Jepang yang ada di lantai bawah hotel Grand Park. Kemudian nampan itu ditaruhnya di atas meja makan yang merupakan perlengkapan yang ada dalam kamar hotel tersebut.
“Pesan Tuan Armada, Nona harus menghabiskan dulu hidangan istimewa ini sebelum kemudian Tuan Armada datang untuk Anda,” ucap rumboy itu dengan sangat hormat.
“Sebentar,” ucap Yens sesaat sebelum rumboy itu hendak meninggalkan kamarnya.
“Ada apa, Nona?” rumboy itu menghentikan langkahnya.
“Kau sepertinya mengenal betul Tuan Armada? Apakah dia seorang tamu kehormatan di
hotel ini?” tanya Yens berusaha mengorek keterangan dari seorang petugas rumboy itu.
“Tuan Armada tentu saja sangat dekat dan dikenal di hotel ini. Karena dia adalah pemilik hotel ini, Nona!”
“Pemilik hotel berbintang ini? Kau tidak salah?” Yens terkejut.
“Tuan Armada bukan Cuma memiliki hotel ini saja…. Tapi ia juga memiliki beberapa hotel berbintang lainnya di Singapura dan Malaysia….,”
Kali Yens terbelalak.
“Nona beruntung sekali menjadi….,”
“Maksudmu?”
“Semua karyawati yang bekerja di hotel-hotelnya bermimpi mengidam-idamkan untuk bisa memikat Tuan Armada yang kaya raya itu…. Tapi Tuan Armada tak pernah terpikat oleh mereka….,”
“Maksudmu?”
“Apa Nona belum tahu jika Tuan Armada itu belum menikah?”
“Belum menikah? Maksudmu masih bujangan?”
“Benar, Nona…,”
Yens lagi-lagi terdiam. Rumboy itu kemudian pergi meninggalkan ruang kamarnya. Astaga! Tuan Armada masih seorang bujangan? Dan ia akan membeli kegadisannya…. Apakah karena itu ia tidak pernah menikah? Ya, karena dengan uangnya yang berlimpah ia bisa memesan gadis yang masih perawan kapan saja untuk memuaskan nafsunya? Tapi apakah sebejat itukah sosok Tuan Armada?
Tiba-tiba berbagai pikiran menyinggahi benak Yens. Kamudian didekatinya hidang seafood ala Jepang yang terkenal lezatnya itu. Bau aroma masakan itu membuat Yens segera menyantapnya. Tiba-tiba ia begitu bersemangat untuk menghabiskan hidangan yang disajikan Tuan Armada itu untuknya. Perasaan takut lenyap begitu mendengar Tuan Armada masih bujangan…. Tiba-tiba ia menjadi penasaran untuk segera bertemu dengan sosok Tuan Armada yang hanya ia dengar dari ceritera Riane dan rumboy tadi.
Dalam beberapa menit hidangan seafood senampan telah dilahapnya habis. Yens kemudian mendekati lemari es yang tak jauh dari meja makan itu. Klakkk! Begitu dibuka, ia menemukan begitu banyak makanan ringan dan minuman berkelas di lemari es itu. Isi lemari es itu sangat lengkap. Pasti kamar ini kamar istimewa yang hanya dihuni oleh tamu-tamu tertentu. Atau bisa jadi ini adalah kamar pribadi Tuan Armada sendiri.
Yens kemudian mengambil sebuah kaleng minuman yang mengandung kadar alkhohol….. setelah dibuka penutupnya dan dituangkan dalam gelas, lalu diminumnya sedikit demi sedikit…. Dalam beberapa menit kemudian, ia merasakan kepalanya sedikit ringan…..
Mungkin karena kadar alkhohol minuman itu tidak terlalu tinggi, sehingga tidak membuat Yens mabuk setelah menghabiskan sekaleng minuman itu ia. Efeknya ia hanya merasakan ada sesuatu sensasi perasaan yang tiba-tiba menghangat… ia merasa tiba-tiba menjadi amat romantis…. Tak ayal lagi, sebuah rangsangan syahwatnya terasa tiba-tiba naik…. Entah itu akibat minuman yang tadi ditegaknya atau entah akibat hidangan seafood yang barusan dilahapnya habis…..
Seluruh tubuh Yens terasa tiba-tiba menghangat….. Kedua payu daranya perlahan mengencang…. Merasakan gairahnya tiba-tiba naik, Yens mengambil baju membuka pakaiannya dan memakai baju handuk yang memang sudah disediakan untuknya. Begitu masuk kamar mandi, Yens langsung duduk terlentang di atas bak mandi seraya menyetel air panas dingin dan sabun yang akan mengguyur tubuhnya.
Baru saja beberapa menit ia menikmati suasana mandi, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka perlahan. Yens seketika terkejut. Matanya langsung tertuju ke kamar mandi.
........bersambung!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar