Sabtu, 21 November 2009

TUAN ARMADA BAGIAN DUA

BY: YIYIN N HEART

Begitu dilihatnya, sesosok pria dengan perawakan tegap dan dandanan perlente berdiri dengan tersipu memandangnya tak berkedip.

“Kau?” Yens terkejut.

“Maaf, Yens,” ujar pria itu yang ternyata sudah mengenal namanya seraya menutup kembali daun pintu. Yens segera mengakhiri mandinya.

Begitu hendak meraih handuk, tiba-tiba handphonenya yang tadi taruh di wastapel berbunyi.

“Hallo,”

“Yens, pria yang ada di kamarmu adalah Tuan Armada…. Bagaimana dia ganteng ‘kan? Kau pasti tidak menyesal menyerahkan dirimu untuk dia….,” ucap Riane seraya kembali menutup handphonenya.

“Tuan Armada?” desis Yens.

“Yens,” tiba-tiba sebuah sentuhan suara menyentuh gendang telinganya. Yens yang sebenarnya masih dalam pengaruh rangsangan minuman alkhohol yang diminumnya seketika merasakan darahnya berdesir. Apalagi ia merasakan tangan Tuan Armada itu melingkari tubuhnya.

“Tuan, “ Yens dengan suara gugup. Sementara ia merasakan pria itu mulai melumat daun telinganya. Jantung Yens kian berdebar tak menentu. Apalagi saat bibir pria itu mulai merambah ke bagian lehernya dan mengecup bagian bibirnya. Semula Yens berpura diam, tapi ia yang memang di dalam kondisi terangsang, akhirnya membalas ciuman itu dengan tak kalah hot.
Tangan Tuan Armada dengan caranya yang elegan mulai melucuti seluruh pakaiannya hingga tanpa busana sama sekali. Tampaklah sebuah perawakan tinggi tegap dengan terbungkus kulit yang amat putih bersinar. Blakkkk! Lantas tangannya dengan mudah melepaskan baju handuk Yens. Seketika tubuh Yens pun tanpa busana sama sekali.
Tuan Armada dengan sikapnya yang gagah berani langsung menggendong tubuh Yens. Kemudian diterlentangkan di atas tempat tidur. Sekejap kemudian, Tuan Armada mulai memandikan Yens dengan ciuman lembut dan romantis ke seluruh sela bagian tubuhnya. Auhhhhhh….! Yens yang memang dari awal dalam pengaruh perangsang mulai naik turun dalam napas yang memanas.
“Tu, tu….an…… ahhhhh,” desis Yens ketika mulai merasakan putting payu darangan merasakan isapan lembut Tuan Armada. Yens mulai menggerinjal-gerinjal. Berbaur dengan napas birahinya yang memanas….
Bibir Tuan Armada dengan lincah memain-mainkan putting payu dara Yens….. Auhhhhhhhhh! Yens mulai kalang kabut menahan arus birahinya yang kian memanas…… Saat Yens mulai menuju klimaks….. Cepppp! Pedang ajaib yang perkasa milik Tuan Armada dihantamkan ke lubang vagina Yens yang sedari awal mulai megap-megap….
“Auwww!” Yens menjerit menikmati sensasi puncak kepuasaan yang diakhiri sebuah rasa perih dari bibir vaginanya. Ia merasakan ada sesuatu yang terkelupas perih dari bagian vaginanya. Currr….. tetesan darah keperawanan dari vagina Yens menyembur bersamaan dengan semburan mani Tuan Armada…… Menyaksikan mengucurnya darah keperawanan yang tepat bersamaan dengan maninya yang mengucur, tampak Tuan Armada tersenyum puas. Ia langsung menciumi seluruh wajah Yens… kemudian pandangannya tertuju pada mengucurnya darah keperawanan Yens… Kemudian ia mendekatkan kepalanya ke pangkal paha Yens.
“Yens….,” Tuan Armada berbisik seraya menjilati darah yang mengucur dari sela kedua paha Yens. Wajah pria itu tampak mengulumkan senyumnya dengan puas.
“Tuan….,” Yens tampak seakan baru saja melepaskan sesuatu. Matanya tampak sayu menahan kelelahan yang tiba-tiba menghinggapi sekujur tubuhnya. Tiba-tiba dalam detik-detik berikutnya ia merasakan kantuk yang sangat menghampirinya. Tampaknya reaksi obat perangsang itu membuat ia mengantuk dan tertidur setelah melepaskan rangsangan seksualnya.*

Pagi harinya, Yens sudah berada di rumah sakit. Seluruh tubuhnya terasa letih. Bagian selaput daranya yang semalam terkelupas masih terasa perih. Begitu sampai di rumah sakit, ternyata Mamanya sudah berada di ruang operasi dengan ditunggui Riane.
“Bagaimana dengan Mama, Rin?” tanya Yens begitu sampai seraya duduk di samping Riane. Riane tampak tersenyum menatap wajah Yens.
“Kau sendiri bagaimana?” Riane tak lepas dari senyumnya yang terkulum.
“Aku tanya mengenai Mama, malah kau balik bertanya?” ucap Yens dengan wajah memerah. Ia tiba-tiba merasakan jika wajah Riane seakan menyelidikinya.
“Kau tahu sendiri…. Mama sudah masuk ruang operasi…. Dan kau….,” Riane mendekatkan wajahnya ke Yens seraya mengedipkan matanya.
“Maksudmu….?” Yens tampak gugup.
“Kau seperti tak menyesali hilangnya…… ehmmmm…..,” Riane pura-pura batuk.
“Aku melakukannya demi Mama…. Kenapa harus menyesal…..?”
“Bukan itu….. Kau seperti menikmatinya……,”
“Maksudmu?”
“Kau jatuh cinta dengan Tuan Armada ‘kan?”
“Apa?”
“Kau jangan pura –pura tidak mendengar…. Kau tak seperti biasanya…..,”
Yens menunduk. Wajahnya kian memerah.
“Yens, kau tidak usah malu…. Karena ternyata Tuan Armada pun sempat menelponku tadi …. Bahwa kau sangat spesial……,”
“Sudahlah kau tak usah membahas Armada…..,” Yens menepis dengan wajah kemerahan.
................BERSAMBUNG!

Kamis, 19 November 2009

TUAN ARMADA BAGIAN SATU

BY YIYIN N HEART

Mata Yens terbelalak….Antara ketakutan dan kepasrahan berpaut dalam sebuah perang sabil yang tanpa henti…. Apakah ia harus menyerahkan kegadisannya pada Tuan Armada? Kegadisan? Sesuatu yang menjadi sejarah luhur bagi wanita timur, hari ini akan tercabik…. Yens, dengan wajah gelisahnya menatap ke arah luar jendela sana. Pandangannya mencerca ke taman di bawah hotel sana…. Sebentar lagi kamar hotel berbintang lima ini akan menjadi saksi atas penyerahan dirinya terhadap kepurukan nasib yang menyiksanya selama ini…..

“Yens, untuk apa kau masih berpikir dua atau tujuh kali? Kegadisan itu bukan sesuatu yang penting untuk saat ini…. Tapi uang lima puluh juta yang akan kau terima, itulah yang terpenting……,” ungkap Riane beberapa saat sebelum Yens memutuskan untuk mendatangi hotel berbintang ini.

“Tapi aku takut, Rin!”

“Takut? Ibu kamu sudah di ambang kematian di rumah sakit sana…. Kau masih mempertimbangkan rasa takut? Itu hanya satu-satu jalan keluar untuk mendapatkan uang lima puluh juta rupiah malam ini juga, Yens….,” desis Riane mengingatkan.
“Tapi bagaimana kalau Giyand tahu, bahwa aku sudah tak gadis lagi?” Yens tampak wajahnya tak dapat menyembunyikan rasa gelisahnya.

“Giyand tidak bisa menyelesaikan masalah kamu. Bahkan semua sanak family dari seluruh keluargamu pun tak seorang pun peduli dengan ibumu….. Lantas apa perlu kau mempertimbangkan mereka dalam mengambil keputusanmu kali ini?”

“Rin, tetap saja aku takut. Perasaanku tak karuan….,”

“Terserah kamu…. Kau berhak memutuskan. Menemui tuan Armada di Hotel Grand Park, atau kau menyerah pada nasib terhadap semua yang menimpa ibumu….,”

Yens terdiam. Tiba-tiba handphonenya berdering…..,”Hallo!” jawab Yens seraya mengangkat telephonenya.

“Nona Yens, Saya dokter Krist…. Ibu anda dalam keadaan gawat, anda harus segera memutuskan untuk operasi sekarang juga,”

“Dokter, cepat lakukan saja operasi itu…. Saya akan segera datang untuk membayar semua uang jaminannya sekarang juga,” jawab Yens gugup.

“Bagaimana?” Riane tampak menatap Yens yang baru saja menutup handphonenya.

“Aku minta tolong kau temui dokter Krist yang akan menangani operasi ibuku sekarang juga. Kemudian, tolong bayarkan dulu uang jaminannya Rp 10 juta. Sekarang juga aku akan ke hotel Grand Park untuk menemui Tuan Armada,” jawab Yens dengan pasti.

“Okey! Aku akan mengurusi ibumu. Ingat, jangan sekali-kali kamu menghindari dan mengecewakan Tuan Armada. Kemudian Riane menuju mobilnya. Dalam beberapa menit, Riane sudah berlalu dengan mobilnya menuju ke rumah sakit Harapan Hati, tempat dimana ibu Yens dioperasi.

Ning-nong……”Rumboy….,” tiba-tiba sebuah suara dari pintu kamar hotel mengejutkan lamunan Yens. Yens segera mendekati daun pintu. Klakkk pintu dibuka…..
“Selamat sore, Nona…. Ini ada hidangan istimewa yang khusus dipesan Tuan Armada untuk Anda!” rumboy itu membawa sebuah nampan berisi hidangan seafood dari Restaurant Jepang yang ada di lantai bawah hotel Grand Park. Kemudian nampan itu ditaruhnya di atas meja makan yang merupakan perlengkapan yang ada dalam kamar hotel tersebut.

“Pesan Tuan Armada, Nona harus menghabiskan dulu hidangan istimewa ini sebelum kemudian Tuan Armada datang untuk Anda,” ucap rumboy itu dengan sangat hormat.

“Sebentar,” ucap Yens sesaat sebelum rumboy itu hendak meninggalkan kamarnya.

“Ada apa, Nona?” rumboy itu menghentikan langkahnya.

“Kau sepertinya mengenal betul Tuan Armada? Apakah dia seorang tamu kehormatan di
hotel ini?” tanya Yens berusaha mengorek keterangan dari seorang petugas rumboy itu.

“Tuan Armada tentu saja sangat dekat dan dikenal di hotel ini. Karena dia adalah pemilik hotel ini, Nona!”

“Pemilik hotel berbintang ini? Kau tidak salah?” Yens terkejut.

“Tuan Armada bukan Cuma memiliki hotel ini saja…. Tapi ia juga memiliki beberapa hotel berbintang lainnya di Singapura dan Malaysia….,”

Kali Yens terbelalak.

“Nona beruntung sekali menjadi….,”

“Maksudmu?”

“Semua karyawati yang bekerja di hotel-hotelnya bermimpi mengidam-idamkan untuk bisa memikat Tuan Armada yang kaya raya itu…. Tapi Tuan Armada tak pernah terpikat oleh mereka….,”

“Maksudmu?”

“Apa Nona belum tahu jika Tuan Armada itu belum menikah?”

“Belum menikah? Maksudmu masih bujangan?”

“Benar, Nona…,”

Yens lagi-lagi terdiam. Rumboy itu kemudian pergi meninggalkan ruang kamarnya. Astaga! Tuan Armada masih seorang bujangan? Dan ia akan membeli kegadisannya…. Apakah karena itu ia tidak pernah menikah? Ya, karena dengan uangnya yang berlimpah ia bisa memesan gadis yang masih perawan kapan saja untuk memuaskan nafsunya? Tapi apakah sebejat itukah sosok Tuan Armada?

Tiba-tiba berbagai pikiran menyinggahi benak Yens. Kamudian didekatinya hidang seafood ala Jepang yang terkenal lezatnya itu. Bau aroma masakan itu membuat Yens segera menyantapnya. Tiba-tiba ia begitu bersemangat untuk menghabiskan hidangan yang disajikan Tuan Armada itu untuknya. Perasaan takut lenyap begitu mendengar Tuan Armada masih bujangan…. Tiba-tiba ia menjadi penasaran untuk segera bertemu dengan sosok Tuan Armada yang hanya ia dengar dari ceritera Riane dan rumboy tadi.

Dalam beberapa menit hidangan seafood senampan telah dilahapnya habis. Yens kemudian mendekati lemari es yang tak jauh dari meja makan itu. Klakkk! Begitu dibuka, ia menemukan begitu banyak makanan ringan dan minuman berkelas di lemari es itu. Isi lemari es itu sangat lengkap. Pasti kamar ini kamar istimewa yang hanya dihuni oleh tamu-tamu tertentu. Atau bisa jadi ini adalah kamar pribadi Tuan Armada sendiri.
Yens kemudian mengambil sebuah kaleng minuman yang mengandung kadar alkhohol….. setelah dibuka penutupnya dan dituangkan dalam gelas, lalu diminumnya sedikit demi sedikit…. Dalam beberapa menit kemudian, ia merasakan kepalanya sedikit ringan…..

Mungkin karena kadar alkhohol minuman itu tidak terlalu tinggi, sehingga tidak membuat Yens mabuk setelah menghabiskan sekaleng minuman itu ia. Efeknya ia hanya merasakan ada sesuatu sensasi perasaan yang tiba-tiba menghangat… ia merasa tiba-tiba menjadi amat romantis…. Tak ayal lagi, sebuah rangsangan syahwatnya terasa tiba-tiba naik…. Entah itu akibat minuman yang tadi ditegaknya atau entah akibat hidangan seafood yang barusan dilahapnya habis…..

Seluruh tubuh Yens terasa tiba-tiba menghangat….. Kedua payu daranya perlahan mengencang…. Merasakan gairahnya tiba-tiba naik, Yens mengambil baju membuka pakaiannya dan memakai baju handuk yang memang sudah disediakan untuknya. Begitu masuk kamar mandi, Yens langsung duduk terlentang di atas bak mandi seraya menyetel air panas dingin dan sabun yang akan mengguyur tubuhnya.

Baru saja beberapa menit ia menikmati suasana mandi, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka perlahan. Yens seketika terkejut. Matanya langsung tertuju ke kamar mandi.

........bersambung!